Sunday, June 6, 2021

IBADAH SATU PANGGILAN

Oleh, Pta. Dr. Nellson Maisin

Allah mencipta manusia dengan kasih dan membangun satu hubungan yang istimewa dengannya. Allah telah membuat taman Eden dan menempatkan manusia di situ agar manusia dapat menikmati segala kelimpahan berkat dan kemurahan-Nya. Allah memberi hak dan kebebasan kepada manusia untuk mengusaha dan memelihara taman itu (Kejadian 2: 15). Di taman Eden manusia bergaul bebas dengan Allah. Satu hubungan yang akrab dan jauh dari noda dosa. Itulah ibadah yang sejati dari semula.

Namun manusia yang pertama itu telah gagal memahami dan menaati perintah Allah, lalu jatuh ke dalam perangkap iblis. sejak dari saat itu, ibadah yang sejati itu telah rosak dan manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Sejak itu manusia telah memikul beban yang berat iaitu dosa. Kerana dosa, manusia mengenal erti kekhuatiran dan kesusahan hidup. Manusia terpaksa bersembunyi kerana takut, gelisah dan malu.

Tetapi Allah itu baik dan penuh dengan belas kasihan. Allah tetap rindu untuk memulihkan hubungan dengan manusia. Meskipun manusia tidak setia, tetapi Allah tetap setia kerana Dia tidak dapat bertentangan dengan diri-Nya sendiri (2 Timotius 2: 13). Itulah sebabnya meskipun manusia yang pertama itu telah berdosa, Allah masih datang untuk mencari dan memanggilnya, “Di manakan engkau?” (Kejadian 3: 9).

Pada zaman dahulu, untuk menghampiri Allah, umat Israel memerlukan imam sebagai perantara. Hanya Imam Besar yang dapat masuk ke ruang maha suci untuk mempersembahkan korban bagi umat-Nya (Ibrani 9: 7). Dosa telah menjadi penghalang bagi manusia untuk mendapatkan direct access kepada TUHAN. Kerana dosa, umat Israel tidak mengenal siapa Allah yang mereka panggil sebagai Bapa.

Tanpa insiatif dari Allah sendiri, manusia tidak dapat menikmati ibadah yang sejati. Manusia telah berusaha dengan sedaya upaya. Namun dengan kekuatan sendiri, manusia hanya menjadi letih dan berbeban berat. Itulah sebabnya Yesus telah datang ke dunia ini agar kita dapat mengenal Allah Bapa melalui Dia (Kolose 2: 9). Yesus sangat mengerti keletihan kita. Dia juga turut merasakan penderitaan kita. Oleh itu, Dia sendiri telah menjadi Imam Besar bagi kita dengan mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban pengampunan dosa, sekali untuk selamanya (Ibrani 9: 28).

Lalu Dia memanggil kita, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Yesus bukan berbicara tentang keletihan dan beban pada tubuh fizikal. Yang Tuhan maksudkan ialah kekuatan dan ketenangan bagi jiwa kita. Jiwa kita hanya akan mengalami damai sejahtera yang sejati apabila berada dekat dengan Tuhan. Inilah panggilan Tuhan yang sejati di dalam hidup kita iaitu untuk kita menghampiri Allah dan beribadah kepada-Nya. Panggilan inilah yang kita akan bawa sampai pulang ke rumah Bapa di syurga.

Ketika lockdown sedang berkuatkuasa, kita tidak dibenarkan untuk kumpul beribadah di gereja. Namun maksud ibadah yang sesungguhnya bukanlah terhad hanya di dalam gedung gereja, melainkan menyembah-Nya di dalam Roh dan Kebenaran (Yohanes 4: 23). Inilah Rahsia ibadah kita iaitu tidak ada satu perkara pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Ibadah yang sejati boleh dinikmati di mana sahaja kerana Roh Kudus sudah ada di dalam hati kita sebagai satu jaminan kasih dan anugerah Allah bagi kita (2 Korintus 1: 22).

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." Ibrani 4:14-16 (TB)

Terpuji dan termulialah Tuhan kita Yesus Kristus. Amin.